Total Tayangan Halaman

Kamis, 24 Maret 2011

Operasi Militer pembebasan km sinar kudus berhasil






Jurnas.com KEPALA Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI I Wayan Midhio mengatakan Kementerian Pertahanan siap mengerahkan kekuatan untuk operasi militer untuk membebaskan warga Indonesia yang disandera oleh perompak di sekitar perairan Somalia. "Jika itu diperlukan, Kita siap mengerahkan kekuatan militer untuk membebaskan warga Indonesia yang disandera itu," kata I Wayan Midhio saat dihubungi jurnas.com, Jumat (18/3) pagi.

Sekelompok orang berjumlah 30 hingga 50 orang membajak kapal kargo berbendera Indonesia MV Sinar Kudus sekitar 320 mil laut timur laut dari Pulau Socotra, pada hari Rabu (16/3). Kapal milik PT Samudera Indonesia itu mengangkut 20 pelaut Indonesia dan barang curah berupa nikel dengan tujuan akhir Pelabuhan Rotterdam, Belanda.

MV. Sinar Kudus (photo : Sinar Kudus)

Kapal itu lantas digunakan sebagai kapal induk untuk melancarkan serangan pada kapal lain. Sinar Kudus lalu digunakan untuk menyerang kapal kargo Emperor berbendera Liberia, namun pembajakan itu berhasil digagalkan pasukan keamanan bersenjata setelah terjadi adu tembak.

Kementerian Pertahanan, kata Wayan, sejauh ini memonitor perkembangan informasi pembajakan kapal tersebut. Hingga saat ini, Kemhan menunggu dari Kemlu bagaimana menangani masalah itu, termasuk mengidentifikasi kapal itu milik siapa, berapa warga Indonesia atau apakah hanya menggunakan nama Indonesia. Itu semua perlu dicek.


Setelah diketahui akan dilakukan negosiasi. “Sejauh ini belum diketahui, posisi kapal dimana. Kalau kita memang memerlukan pengerahan kekuatan militer, kita akan lakukan. Sampai saat ini, belum dilakukan, hanya memantau saja. Kami menunggu dari Kementerian Luar Negeri,” kata Wayan.

Menurutnya, Kemhan belum mendapatkan laporan hasil resmi dari Kemlu. “Kita kedepankan dulu fungsi Kemlu untuk melakukan upaya-upaya negosiasi,” katanya.


kapal mv sinar kudus akirnya di bebaskaskan oleh tim gabungan kopaska.
dengan sea rider yang menewaskan 4 orang perompak..

Indonesia-China Produksi Bersama Rudal C-802




Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan termasuk produksi bersama peluru kendali.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio di Jakarta Selasa mengatakan, penjajakan produksi bersama rudal itu telah dilakukan kedua pihak.

Ditemui usai menghadiri penandatangan nota kesepahaman kerja sama teknis pertahanan RI-China ia mengatakan, Indonesia telah menggunakan rudal C-802 buatan Negeri Panda itu untuk mempersenjatai beberapa kapal perangnya.

"Kedepan kita sepakat untuk memproduksi bersama rudal tersebut, yakni dengan menggandeng PT Pindad," ujarnya.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan industri nasional pertahanan China, Chen Qiufa

Nota kesepahaman itu mencakup lima poin yakni pengadaan alat utama sistem persenjataan tertentu yang disepakati kedua pihak dalam kerangka "G to G".

Kedua, alih tekonologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, up grade dan pelatihan.

Tiga poin lainnya adalah kerja sama produk peralatan militer tertentu, pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama dalam dan di luar negara masing-masing, kata I Wayan Midhio.

Pengembangan Pesawat Tempur Rusia - India Telan Biaya $ 6 Milyar Dolar





BANGALORE - Pengembangan pesawat tempur generasi kelima antara Rusia dan India akan menelan biaya sebesar $ 6 milyar dolar, kata direktur keuangan Hindustan Aeronautics Ltd.(HAL) D.Shivamurti.

Rusia dan India telah meneken kontrak pada akhir desember tahun lalu yaitu pengembangan bersama dalam pembuatan desain pesawat tempur multirole generasi ke 5.

Sukhoi holding Rusia dan Hindustan Aeronautics Limited menyutujui penandatangan pada tahun 2010 untuk pengembangan pesawat tempur generasi ke 5 yaitu mengunakan desain T-50.

“Sebuah fase secara detail untuk desain pesawat, termasuk biaya proyek, kemungkinan biaya akan menelan anggaran lebih dari $ 6 milyar,” kata Shivamurti.

“Pekerjaan pesawat tempur ini kami dan mereka [India dan Rusia] masing-masing dengan proporsi 35/65.”

Rusia telah mengembangkan pesawat generasi ke 5 sejak tahun 1990an. Prototipe kini, dikenal sebagai T-50, dirancang oleh biro desain Sukhoi dan dibangun di pabrik di Komsomolsk-on-Amur di daerah timur Rusia.

Para pejabat Rusia telah memuji pesawat tempur tersebut sebagai “pesawat tempur yang unik” yang menggabungkan kemampuan sebuah pesawat tempur superior di udara dan pertempuran di udara.

Rusia berencana untuk menggunakan pesawat tempur 5G yang akan dikembangkan menjadi versi ekspor T-50, sementara India mengharapkan pesawat baru untuk bergabung dengan angkatan udara pada tahun 2020.

Rusia Berencana Kirim Kapal Mistral Pertama Ke Kurils





Dua kapal perang amfibi kelas Mistral yang di bangun di perancis untuk Angkatan Laut Rusia akan di masukkan kedalam jajaran Armada Pasifik, sumber Departemen Pertahanan Rusia Mengatakan Rabu(2/9).

“Setelah Kapal Mistral (Pertama dari Dua Kapal yang dipesan) selesai dan di uji coba, kapal tersebut di harapkan untuk bergabung dengan Armada Pasifik,” Kata Sumber itu.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada hari Rabu sebelumnya memerintahkan kepada Angkatan Laut dan Darat segera menempati Kepulauan Kuril Selatan, yang terletak di Pasifik dan di sengketakan, harus dilengkapi dengan persenjataan canggih.

Moskow dan Paris menandatangani perjanjian antar pemerintah untuk bersama-sama membangun empat kapal amfibi kelas Mistral pada tanggal 25 Januari.

Dalam perjanjian Rusia-Perancis kapal kelas Mistral pertama, dengan harga 720 juta euro, diperkirakan akan dibangun pada tahun awal 2013 - akhir 2014 dan yang kedua pada tahun awal 2014 - akhir 2015.

Sebuah kapal kelas Mistral mampu membawa 16 helikopter, kapal mendarat empat, 70 kendaraan lapis baja, dan 450 personil.

Rusia juga akan melakukan investasi besar dalam modernisasi infrastruktur pertahanan pada empat Kepulauan Kuril dan mengupgrade persenjataan yang digunakan oleh unit yang ditempatkan di kepulauan ini.

Kepulauan Kuril Selatan disita dari Jepang oleh pasukan Soviet pada akhir Perang Dunia II dan tetap menjadi sumber ketegangan antara Moskow dan Tokyo. Rusia mengklaim bahwa pulau-pulau adalah “wilayah Rusia dapat diambil.

Jumat, 18 Maret 2011

Iran Produksi Masal Rudal Pintar Anti Kapal





Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan Korps Pengawal Revolusi sedang memproduksi massal rudal pintar anti-kapal.

“Rudal balistik pintar Korps Pengawal Revolusi Islam Iran saat ini diproduksi massal dan tipe rudal ini dapat menghantam serta menghancurkan sasaran dengan presisi tinggi,” ungkap Jafari pada para wartawan saat jumpa pres di Teheran, Senin (7/2).

“Rudal baru ini kecepatan supersonik dan tidak dapat dilacak atau dicegat oleh musuh,” ujar Jafari, ditambahkannya rudal mampu mengenai sasaran sejauh 300 km.

Rudal diberinama “Teluk Persia”, dapat membawa hulu ledak seberat 650 kg.

Jafari mengumumkan juga Korps Pengawal Revolusi telah menyelesaikan perancangan dan pengembangan radar pasif jarak jauh dan segera diproduksi, radar baru ini dapat mengawasi hingga radius 1100 km.

Iran dipaksa mengembangkan senjata secara mandiri, setelah diembargo oleh Amerika Serikat sebagai pemasok senjata utama AB Iran. Pemerintah Iran meluncurkan program pengembangan senjata pada era 1980-an. Iran telah mampu memproduksi jet tempur sendiri, kendaraan tempur, radar, rudal serta berbagai senjata lainnya.

TNI - Filipina Tingkatkan Kerja Sama Bidang Operasi Militer Dan Penanggulangan Bencana

Jakarta - Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Bersenjata Filipina sepakat untuk meningkatkan kerja sama, termasuk dalam operasi militer selain perang yakni terorisme dan penanggulangan bencana.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Ricardo A. David Jr. AFP di Jakarta, Senin.

Kepala Dinas Penerangan Umum Mabes TNI Kolonel Cpl TNI Minulyo Suprapto usai menghadiri pertemuan tertutup itu, mengatakan, kedua petinggi militer tersebut membahas berbagai bentuk kerja sama kedua pihak yang telah terjalin lama cukup baik.

“Militer kedua negara sudah menjalin kerja sama cukup baik, baik dalam bentuk pendidikan maupun latihan. Khusus untuk operasi militer selain perang, kedua militer juga telah memiliki kerja sama untuk terorisme,” katanya.

Sebelumnya beberapa waktu lalu, sejumlah Warga Negara Indonesia ditengarai melakukan eksodus dan latihan militer di Mindanao, Filipina Selatan. Tak hanya itu, sejumlah senjata beberapa aksi separatisme di Indonesia juga diselundupkan melalui Filipina.

Terkait itu, militer Indonesia dan Filipina telah melakukan pengamanan bersama di wilayah perbatasan kedua negara.

Selain terorisme, militer Indonesia dan Filipina sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalan penanangan bencana alam, antara lain dengan melakukan latihan bersama.

“Latihan bersama tersebut juga akan melibatkan negara-negara ASEAN, untuk melatih kesiapsiagaan para prajuritnya dalam menanggulangi akibat bencana alam,” kata Minulyo.

Indonesia dan Filipina sama-sama merupakan negara yang terletak dalam lingkaran gunung berapi dunia, sehingga upaya untuk melakukan latihan penanggulangan bencana alam kedua negara atau bersama dengan sesama negara ASEAN perlu terus ditingkatkan

Kamis, 17 Maret 2011

Submachine Gun TDI Kriss Super V




Kriss Super V submachine gun
Caliber .45 ACP
Cartridge type 11.43 x 23 mm
Dimensions and weight
Total weight (with empty magazine) 2.18 kg
Overall length 635 mm
Length (with folded buttstock) 406 mm
Barrel length 140 mm
Fire characteristics
Rate of fire 800 - 1 000 rpm
Practical rate of fire 40 - 120 rpm
Magazine capacity 28 or 30 rounds
Range of effective fire 100 m

The Kriss Super V submachine gun was developed by Transformational Defense Industries (TDI). It is currently an experimental weapon.

The main advantage of the Kriss Super V is an improved control, accuracy and better grouping of hits on the target, comparing with ordinary submachine guns. It can also be fired using a single hand with adequate accuracy. Axis of recoil in this submachine gun is in line with the firing hand. This feature minimizes muzzle climb after each shot. It also uses a moving weight attached to the bolt, to divert recoil force to the bottom. It also employs hydraulic buffer assembly to decrease rate of fire.

Kriss Super V submachine gun The Kriss Super V is blowback operated, firing from closed bolt. It is chambered for a .45 ACP rounds. This submachine gun has selective fire modes, including single fire, 2-shpt burst, and full-auto modes. Fire mode selector is ambidextrous, as well as a manual safety switch. Cocking handle is folding, and is located from the left side of the gun. It is not moving when the gun is fired.

A prototype of the Kriss Super V submachine gun is fed by 19-round Glock magazines, however production models will be fed from 28- or 30-round magazines. Magazine housing is located in pistol grip.

This submachine gun is fitted with "Picatinny" rails for ample mounting space for accessories, including sights, flashlights and laser-aiming modules. This submachine gun also has a side-folding stock, for better accuracy.

The Kriss Super V displayed very promising results during live firing tests, however it's bulky shape might became a serious drawback for it's adoption to service.

Attack Submarine (Nuclear Powered) 705 Alfa class




D. (tons):


2'900/3'800

Speed (kts):


45 (sub)

Dimensions (m):


81,4 x 9,5 x 7,0

M./Engine:


2/ liquid metal nuclear reactors, steam turbines; 1/5 bladed props., >=45'000 hp

Man./Crew:


45

Armament:

Missiles:


21 /81R (SS-N-15) or Vodopad (SS-N-16)
(R: 60/70 n.m)

Artillery:


no

Torpedoes:


6/533 mm VA-111 (w: c/nucl)

? /650 mm (d: 400 m; s: 200 kts)

Total: 12

Other:


no

Guided Missile Cruiser 1164 Slava class




D. (tons):


11'300

Speed (kts):


32

Dimensions (m):


186,0 x 20,8 x 7,6

M./Engine:


4 gas. turbines; 2 props., 110'000 hp; 2'500 n.m/30 kts

Man./Crew:


476

Armament:

Missiles:


16 x 1 Bazalt (SS-N-12) (R: 420 n.m; S: 2,9 mach; w: c/nuclear) 8 x 8 Fort (SA-N-6) Total: 64 (R: 80 n.m; S: 3 mach; r: 25-90'000 m) 2 x 2 Osa (SA-N-4) (R: 5 n.m; S: 2,8 mach)

Artillery:


2x 130 mm 70 .cal DP (IxII; R: 28'800 m) 6 x 6 AK-630 gattl. AA (6x30 mm; 6'000 rds/m/mount)

Torpedoes:


2 x 5/533 mm

Other:


2 x 12 RBU-6000 ASW RL (R: 3'000 m) Helicopter KA-25

Strategic Bomber
Tu - 95




Tu-95 "Bear" strategic bomber
Crew 10
Entered service in 1956
Dimensions and weight
Length 50.1 m
Wing span 49.1 m
Height 13.3 m
Weight (empty) 91.8 t
Maximum take off weight 185 t
Engines
Engines 4 x NK-12MP turboprop engines
Traction (dry/with afterburning) 4 x 15 000 kg
Maximum speed 910 - 925 km/h
Cruise speed 710 km/h
Service ceiling 12 000 - 17 000 m
Flying range 12 500 km
Operational radius 6 400 km
Armament
Aviation guns 2 x GSh-23 twin barrel aviation guns
Missiles 6 x Kh-15 or Kh-55 cruise missiles
Bombs up to 25 t (instead of missiles)

At the beggining of 1950s A.N.Tupolev design bureau began to work on the strategic bomber featuring intercontinental flying range programme. In 1952 this aircraft, designated as the Tu-95, made it's first flight. In 1956 aircraft entered service with the Soviet air forces long range aviation regiments. The Tu-95 was known as the "Bear" with NATO countries and remains an important part of Russia's long range air power.Scheme of the Tu-95 "Bear" strategic bomber

The main features of a new aircraft became turboprop engines used with such class aircraft. The NK-12M engines, developed by N.D.Kuznetsov design bureau, were completed with a differential reducer, rotating two pairs of propeller blades into opposite directions. Such engine featured quiet low fuel consumption. Reserve of this engine appeared to be 10-fold higher than with any other bomber engine worldwide.

Bomb bay is placed in the middle of the fuselage. The first models of the Tu-95 "Bear" carried three air-to-ground missiles, one Kh-22 (AS-4 "Kitchen") missile, mounted under the fuselage, and two KSR-5 (AS-6 "Kingfish") missiles mounted under both wings. "Bear's" variant as a bomber carried up to 20 t of free fall bombs. In the front part of the fuselage aircraft is completed with a fixed in-flight refueling probe.

As a counterweight for United States programme of equipping the B-52 "Stratofortress" strategic bombers with an air launched cruise missiles, in Soviet Union between 1981 and 1984 enters service improved Tu-95MS, known as "Bear-H". It carries cruise missile armament. This model features improved wing shape, new tailplane, absolutely new electronic equipment, improved electronic countermeasures systems. However the most important improvement with the Tu-95SM "Bear-H" is it's armament.

There were built two subvariants of the "Bear-H" - the Tu-95MS16 "Bear-H16" carrying 16 Kh-55 long-range air launched cruise missiles (six internally and ten externally) and the more numerous Tu-95MS6 "Bear-H6" with provision for external missile carriage deleted in accordance with SALT/START Treaties. The Kh-55 cruise missiles feature range of fire in 2 500 - 3 000 kilometers. Internal missiles are carried in the rotary launchers, placed in the bomb bay. Dedicated "Bear-H" bombers carry up to 25 tones of bombs instead of missile armament. These aircraft were built at Samara aTu-95MS "Bear-H" strategic bomberviation plant until 1992.

The Tu-95 aircraft became as a base for the Tu-126 airborne warning and control system, completed with "Liana" electronic complex. This aircraft was intended to detect air targets in the medium and high altitude.

One more aircraft based on the Tu-95 is the Tu-142 "Bear-F". It was designed primarily for anti-submarine warfare and a variety of naval roles. Around 40 examples equip a single Russian naval aviation regiment at Kipelovo, assigned to the Northern Fleet. The major anti-submarine warfare variants are the Tu-142MK "Bear-F" Mod 3 and improved Tu-142M-Z "Bear-F" Mod 4, the last of which was completed in 1994. The Tu-142MR "Bear-J" is a command post/communications relay platform for communicating with submerged nuclear-missile armed submarines. Such is the importance of the Tu-142 in Russian service, that surviving "Bear-F" Mod 4 airframes are likely to be updated with "Leninets" "Sea Dragon" system, which includes a new radar, low-light-level television, forward-looking infra-red, revised electronic surveillance measures and magnetic anomaly detection systems, and an armament of up to eight Kh-35 (AS-20 "Kayak") anti-ship missiles for an extended anti-surface vessel and anti-submarine warfare roles. The only Tu-142 export operator is the Indian navy which has seven Tu-142MK-Es at Arrakonam, These are broadly similar to the "Bear-F" Mod 3, but have certain dTu-142 "Bear-F" anti-submarine warfare aircraftowngraded systems.

Recently about 60 Tu-95MS of both variants are based with heavy bomber regiments at Engels and Ukrainka. This total includes three aircraft formerly held in Ukraine. The Russian air force also operates 11 earlier-model Tu-95KUs as trainers. During the Cold War the Tu-95 strategic bombers were based at Cuba, Guinea, Angola, Somali and Vietnam. This allowed strategic command of the USSR to control virtually any global point. At the beginning of 1990s al Tu-95 were returned back from the foreign bases.

Further planned improvement of the Tu-95MS "Bear-H" is to add the Kh-101 air launched cruise missile and Kh-SD air-to-surface missile to the inventory of the aircraft to improve their conventional long-range precision strike capability.

MTF Beri Mandat KRI Frans Kaisiepo-368 Pimpin Kapal Perang NATO Dan Kapal Perang Lainnya Di Lebanon




KRI Frans Kaisiepo-368 yang sedang mengemban misi perdamaian dunia dalam Satgas MTF/UNIFIL di lebanon mendapat kepercayaan untuk menjadi MIO Commander yang ke 7 kalinnya.

Beirut - Pengiriman Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL merupakan yang kedua kalinya di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini merupakan suatu bentuk kepercayaan yang sangat besar yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB terhadap Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam melaksanan misi perdamaian dunia terutama dalam satuan tugas Maritime Task Force (MTF)/UNIFIL.

Kepercayaan ini tentu tidak terlepas dari kinerja dan profesionalisme yang telah ditunjukan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut khususnya Kapal Perang Republik Indonesia. Sebagai Kapal Perang Republik Indonesia, KRI Frans Kaisiepo-368 yang ditugaskan sebagai salah satu unsur MTF/UNIFIL telah mampu menjawab tantangan ataupun kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Hal ini dibuktikan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan MTF kepada KRI Frans Kaisiepo-368 untuk memimpin unsur-unsur kapal perang yang tergabung dalam MTF/UNIFIL, baik itu kapal perang negara-negara NATO (North Atlantic Treaty Organization) maupun kapal perang negara lainnya, seiring dengan penunjukan KRI Frans Kaisiepo sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation)Commander yang ketujuh kalinya.

Berbagai tugas dan tanggung jawab sebagai MIO Commande harus dilaksanakan dengan baik oleh KRI Frans Kaisiepo, karena hal ini akan menjadi contoh, suritauladan dan penilaian tersendiri bagi unsur-unsur lain yang tergabung dalam MTF/UNIFIL di dalam menjaga perairan Lebanon seperti yang diamanatkan dalam UNSCR (United Nations Security Council Resolutions) 1701 dan 1884.

Penunjukan kembali KRI Frans Kaisiepo sebagai MIO Commander kali ini dalam satuan tugas Maritime Task Force/UNIFIL mempunyai arti tersendiri berkaitan dengan pengamanan peraiaran Lebanon sehubungan dengan situasi politik yang berkembang di Lebanon pasca mundurnya 11 orang anggota kabinet pemerintahan Perdana Menteri Saad Hariri pada tanggal 12 Januari 2011 serta penunjukan Najib Mikati sebagai perdana menteri yang baru seperti yang dijelaskan oleh Komandan KRI Frans Kaisiepo yang sekaligus sebagai Dansatgas Maritime Task Force TNI KONGA XXVIII-B/UNIFIL, Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST.

Sebagai MIO Commander kali ini, KRI Frans Kaisiepo-368 membawahi beberapa unsur yang ada di Area Of Maritime Operations (AMO) antara lain: TCG Yildirim F243 (Turki), HS Kasos P26 (Yunani), FGS Donau A516 (Jerman), FGS Hyane P6130 (Jerman), FGS Zobel P6125 (Jerman), BNS Osman F18 (Bangladesh), BNS Madhumati P911(Bangladesh) dan untuk mempermudah koordinasi terutama dengan LAF-Navy (Lebanese Armed Forces Navy) dan badan otoritas maritim Lebanon, maka seorang LLO dari LAF-Navy yaitu Sub Lieutenant Charles Kosseifi on board di KRI Frans Kaisiepo-368.

Selama menjalankan tugas sebagai MIO Commander, selain melaksanakan MIO dengan tujuan untuk mencegah masuknya senjata illegal dan material pendukungnya ke wilayah Lebanon yang merupakan Major Taskpertama unsur Maritime Task Force/UNIFIL, KRI Frans Kaisiepo-368 juga melaksanakan kegiatan tambahan berupa latihan bersama dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang berada di Area of Maritme Operation(AMO)seperti Publishing Exercise (PUBEX), Maneuvering Exercise (MANEX) dan Replenishment at Sea Excercise (RASEX).

Kegiatan latihan ini juga dilaksanakan dengan LAF-Navy, hal ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan profesionalisme LAF-Navy agar mampu menjaga perairan teritorialnya sendiri dan mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang kepelautan. Hal ini merupakan Major Task kedua yang harus dilaksanakan sebagai unsur Maritime Task Force/UNIFIL di Lebanon.

Adapun rangakaian kegiatan latihan yang baru saja dilaksanakan oleh KRI Frans Kaisiepo-368 adalah RASEX yang dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2011 pada pukul 09.00 sampai 10.00 LT antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan TCG Yildirim F243(Turki) diArea of Maritime Operation(AMO) tepatnya di Zone 1 Center.

TCG Yildirim F243 merupakan salah satu unsur Maritime Task Force/UNIFIL yang baru saja bergabung pada tanggal 29 Januari 2011 menggantikan TCG Fatih F242 yang telah selesai melaksanakan masa tugasnya dalam Maritime Task Force/UNIFIL. Latihan tersebut merupakan bentuk latihan yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam MTF Internal Exercise Schedule (Jadwal Latihan Internal MTF) yang diatur dan ditetapkan oleh CTF (Commanding Task Force).

Dalam latihan RASEX kali ini, KRI Frans Kaisiepo-368 bertindak sebagai OCS(Officer Conducting Serial) yang mempunyai tugas tanggung jawab serta wewenang untuk mengatur jalanya latihan. Latihan yang sangat menarik dan cukup menantang tersebut dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam Tabord (Table Order) yang dibuat oleh KRI Frans Kaisiepo-368.

Kapal Patroli Kelas OPV Malaysia Lebih Mahal 870%





Kuala Lumpur - Departemen Pertahanan Malaysia menjadi sorotan karena Dephan Malaysia membuat 6 kapal perang dengan biaya 870% lebih mahal dari pada buatan negera lain dengan jenis yang sama.

Menurut anggota parlemen Palinta Jaya Tony pua, Kapal patroli jenis OPV dibeli jenis ini juga dibeli oleh AL Selandia Baru dengan mengandeng perusahaan BAE System dengan harga $ 90 Juta NZ atau sekitar RM 210 juta ringgit per unitnya.

“Bahkan Lockheed Martin dan General Dynamics, dua perusahaan terbaik dan militer terbesar di dunia, AS membangun Littoral Combat Ship (LCS) dengan anggaran kurang dari US $ 300 juta (RM913 juta ) pada tahun 2004, “Pua (kiri) mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini.

Ia mempertanyakan mengapa pembelian itu tidak dilakukan melalui tender yang kompetitif, bahkan ketika negara dengan tentara yang paling canggih di dunia, seperti Amerika Serikat, melakukannya untuk kebutuhan militer mereka.

Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan bahwa pemerintah telah sepakat untuk mengalokasikan RM6 miliar untuk membeli enam OPVs dari Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd.

Ahmad Zahid mengatakan kesepakatan itu akan memberi industri pertahanan lokal dorongan setidaknya RM2 miliar dari alokasi akan bermanfaat bagi 632 perusahaan dalam kemitraan yang bergabung dengan Boustead Naval Shipyard.

Namun, Menteri menambahkan penentuan harga belum “selesai”, hal ini membuat heran Pua, yang bertanya-tanya “kenapa membuat pengumuman seperti itu”.

Selain itu anak perusahaan dari Boustead Holdings Boustead Naval DCNS Corporation Sdn Bhd, telah memperoleh kontrak senilai RM1.3 miliar untuk pemeliharaan dua kapal selam Scorpene AL Malaysia.

Menurut anggota parlemen Liew Chin Tong, Bousted merupakan perusahaan yang mendapatkan talangan dana dan kemudian menganti nama PSCI, karena gagal mengirim kapal perang jenis OPV.”

Namun ia mengakui manfaat dari pengembangan industri pertahanan dalam negeri, Liew, yang merupakan anggota parlemen dibidang pertahanan, dan ia mempertanyakan apakah bijaksana untuk melakukannya dengan mengorbankan kualitas dan biaya.

“Kita ambil contoh suatu penawaran tender internasional dilepas dengan setengah harga dan kualitas yang lebih baik, apakah kita masih bersikeras bangunan ini segmen tertentu dari industri lokal?”.

Hal tersebut senada dengan Klang MP Charles Santiago juga mengangkat isu “belanja dengan bijak”, mengatakan bahwa pengadaaan dengan jumlah besar RM6 miliar lebih baik digunakan menangani hal-hal yang lebih mendesak.

“Ambil Contoh Korea Selatan baru-baru ini mengatakan, membuat kesepakatan untuk membuat frigat yang lebih besar dan modern dengan harga $ 300 juta dolar per unitnya, tapi tidak seperti di Malaysia, negara yang berada dalam konflik dengan negara tetangga yang merupakan memiliki salah satu tentara terbaik dan terbesar di dunia.”

“Dengan kenaikan harga bahan pokok dan komoditas di Malaysia tersebut sebagai akibat dari ’subsidi rasionalisasi’ hal ini perlu ditanyakan adalah apakah hal ini dianggap sebagai pengeluaran yang bijaksana?”

Para anggota parlemen juga menyerukan kepada komite parlemen menyelidiki dan mempetimbangkan transaksi sebesar RM100 juta tersebut

AS Sukses Uji Terbang Perdana Pesawat Nirawak (Puna) X-47B




Pesawat nirawak (Puna) X-47B sukses uji terbang perdana di pangkalan udara Edwards, California. Puna X-47B dirancang mampu lepas landas dan mendarat di kapal induk AL AS. Foto dikeluarkan oleh AL AS, Jumat (4/2).

Perusahaan MiG Sukses Uji Terbang Pertama Pesawat MiG-29 AU India





Perusahaan dirgantara MiG sukses melakukan uji terbang pertama MiG-29 AU India yang telah dimodernisasi.

“Pada 4 Februari 2011, satu jet tempur MiG-29UPG diuji terbang pertama kalinya. Pengujian selama satu jam dan tanpa kendala,” diumumkan MiG.

MiG mendapatkan kontrak 900 juta dolar dari AU India mengupgrade 69 MiG-29. Program upgrade termasuk paket avionik baru, radar N-109 digantikan radar Phazatron Zhuk-M. Pesawat dilengkapi juga dengan kemampuan pertempuran beyond-visual-range (BVR) dan pengisian bahan bakar di udara guna meningkatkan waktu terbang.

Pada 2007, Rusia memberikan lisensi Hindustan Aeronautics Limited (HAL) membuat 120 mesin turbojet seri RD-33 untuk upgrade.

Enam pesawat diupgrade di Rusia sedangkan 63 pesawat dikerjakan di fasilitas HAL di India.

Pengerjaan upgrade seluruh pesawat dijadwalkan selesai 2013, dimana masa pakai pesawat diperpanjang 15 tahun lagi.

Jumat, 11 Maret 2011

Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Luis Moreno-Ocampo membuka penyelidikan formal atas kejahatan kemanusiaan yang baru-baru ini terjadi di Libya.




“Menindaklanjuti pemeriksaan pendahuluan dari informasi yang ada, Jaksa menyimpulkan untuk mengeluarkan surat perintah penyelidikan,” demikian bunyi pernyataan Pengadilan Kriminal Internasional yang berbasis di Inggris.

Lebih dari 1.000 orang pengunjuk rasa pro demokrasi di Libya tewas dalam serangan brutal yang didalangi oleh pemimpin Libya Moammar Khadafi.

Ocampo saat ini sedang berhubungan dengan PBB, Uni Afrika, dan Liga Arab, Interpol, dan juga Amerika Serikat.

Pernyataan tersebut juga mengatakan, Jaksa akan bertindak secara independen dan tidak memihak.

Pada Sabtu, 26 Februari, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi pada Pemerintah Libya. Sanksi tersebut meliputi embargo senjata, pembekuan aset, larangan perjalanan dan penyerahan segera ke Pengadilan Kriminal Internasional.

Susan Rice, Duta Besar AS untuk PBB, menyatakan bahwa ini pertama kalinya resolusi penyerahan kasus pada Pengadilan Kriminal Internasional disetujui dengan suara bulat.

“Ini merupakan peringatan yang jelas pada Pemerintah Libya untuk menghentikan pembunuhan,” ujar Rice seperti dikutip The Hindu, Kamis (3/3/2011).

Rice juga menekankan bahwa siapapun yang bertanggung jawab atas pembunuhan di Libya akan diperhitungkan secara personal.

Pada 2005, Dewan Kemanan PBB menyerahkan kasus situasi di Darfur ke Pengadilan Kriminal Internasional, namun Aljazair, Brazil, China, dan Amerika Serikat tidak memberi suara untuk resolusi tersebut.

Sub Skimmer Dalam Negeri Lebih Hebat Dari Buatan Inggris





Jakarta - Sekilas rancang bangunnya serupa dengan speedboat pada umumnya.Namun, dengan teknologi dan peralatan yang melengkapinya, kendaraan tempur air buatan dalam negeri ini memiliki kelebihan yang luar biasa.

Kendaraan tempur air yang dikenal dengan nama Sub Skimmer ini merupakan kendaraan tempur air yang dapat mengapung di atas permukaan air dan memiliki kemampuan menyelam ke dalam air. Di Indonesia yang mengoperasikan kendaraan jenis ini adalah Detasemen Jala Mengakara (Denjaka) yang merupakan detasemen pasukan elit korps Marinir TNI Angkatan Laut.

Pengoperasiannya ditujukan untuk melayani kebutuhan pasukan khusus dalam menyusup ke daerah lawan, melaksanakan sabotase, dan sebagai sarana transportasi pasukan dalam jumlah terbatas. Selama ini Denjaka menggunakan kendaraan sejenis yang didatangkan dari Inggris. Namun, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal) memutuskan untuk mengembangkan dan menyempurnakan kendaraan tempur air tersebut.

Bekerja sama dengan PT Prima Maritim dan Denjaka, proses perancangan, pembangunan, dan uji coba Sub Skimmer dimulai sejak awal 2009. “Pengembangan dengan masukan-masukan dari pengguna terutama Denjaka dimulai sejak 2009,” ujar Direktur PT Prima Maritim Toto Wirawan saat pameran alat-alat pertahanan di Markas Besar TNI Cilangkap beberapa waktu lalu.

Toto menyatakan, dibandingkan dengan Sub Skimmer buatan Inggris yang selama ini dipergunakan oleh Denjaka TNI AL, produk dalam negeri ini memiliki sejumlah kelebihan.Kemampuan menyelamnya jauh lebih stabil karena dilengkapi rangka kokoh di kedua sisinya yang juga berfungsi untuk melindungi bantalan udara. “Rangka pelindung ini yang tidak dimiliki Sub Skimmer buatan Inggris,”ujarnya.

Tidak hanya itu, rangka Sub Skimmer yang dapat memuat sampai enam personel ini juga dibuat dari bahan komposit anti peluru.Dia pun mengungkapkan untuk membuat satu alat sejenis membutuhkan anggaran sekitar Rp2,5 miliar. Salah satu tim penguji Sub Skimmerdari Denjaka,Sersan Satu Imron,mengungkapkan, Sub Skimmer di permukaan dapat mencapai kecepatan hingga 25 knot.

Sedangkan dalam air mencapai kecepatan antara empat sampai lima knot dengan kemampuan menyelam sampai empat meter dan mampu bertahan di dalam air sampai delapan jam. “Untuk keperluan infiltrasi atau penyusupan sebenarnya tidak memerlukan waktu yang lama,”ujarnya. Pengembangan selanjutnya Sub Skimmer akan dilengkapi peralatan antisonar. Kendaraan ini memang sangat menjanjikan untuk dikembang-kan lebih jauh dan bahkan untuk diproduksi secara massal.

Saat dipamerkan di pameran alat pertahanan di Mabes TNI akhir Januari lalu kendaraan tempur air ini menyita perhatian dari petinggi-petinggi TNI. Selain merancang Sub Skimmer, Dislitbang TNI AL juga membangun wahana Sky Diving di Brigade Infantri II Marinir Cilandak. Wahana ini berupa mesin penggerak daun propeller putaran tinggi untuk membuat udara tekanan tinggi yang digunakan sebagai sarana latihan melayang di udara sebelum melaksanakan terjun bebas di udara yang sebenarnya.

Kepala Dislitbang TNI AL Laksamana Pertama Tri Santosa juga mengungkapkan, Dislitbang TNI AL telah mengembangkan alat Reserve Osmosis untuk mengolah air laut menjadi air tawar dengan kapasitas produksi 5 ton/hari. Alat ini sudah digunakan oleh pasukan perdamaian Indonesia di Libanon. “Juga digunakan bagi prajurit yang bertugas pengamanan pulau terluar di Pulau Nipah,”katanya.