Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 November 2010

Radar TNI-AU Di Tanjung Kait Mendeteksi Pesawat tempur mata mata masuk Jakarta

Tutuka XXXIV 2010
Ilustrasi Latihan TNI-AU “Tutuka XXXIV 2010″.
Selasa (16/11) lalu, tidak ada yang mencolok dari keseharian Jakarta. Setelah pagi-pagi diguyur hujan, siang hari langit tampak cerah. Namun, monitor di stasiun radar Tanjung Kait, Tangerang, mendeteksi ada sebuah titik yang meluncur cepat ke arah Jakarta. Identitasnya tak diketahui. Dari gerakan dan pengindraan, diduga itu pesawat tempur F-18.
Semula ”pesawat gelap” itu berada pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I. Indonesia mempunyai tiga jalur ALKI yang mengizinkan kapal dan pesawat asing lewat di dalam rentang lima mil. ALKI I adalah jalur dari selat Sunda, laut Jakarta, Selat Karimata, lalu ke utara masuk Laut China Selatan. ”Pesawat gelap” yang berada di jalur itu tiba-tiba membelok menuju Jakarta. Diperkirakan, dalam lima menit, pesawat itu sudah masuk Jakarta.
Itu berarti, lima menit lagi, berbagai tempat vital Jakarta ada dalam bahaya. Ibu kota negara selalu menjadi incaran pertama dalam serangan militer. Tidak hanya simbol politis, seperti Istana Negara, Gedung DPR/MPR yang bisa jadi sasaran, tetapi pusat perkantoran dan perbelanjaan sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin adalah sasaran empuk dengan efek besar.
”Scramble! Scramble!” kode untuk segera terbang membahana di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Situasi darurat. Semua tegang. Pilot pesawat Sukhoi yang siaga dalam waktu singkat lari ke pesawat dan memacu dua pesawat yang baru dibeli dari Rusia itu meninggalkan landasan. Mereka menuju titik untuk mencegat pesawat itu.
Informasi di radar, memperkirakan ”pesawat gelap” menuju ke arah selatan. Ada beberapa titik vital di kawasan selatan Jakarta. Namun, laporan intelijen memperkirakan, pesawat ini mengincar Stasiun Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Cibinong. Dalam era elektronik dan informasi ini, penghancuran jalur komunikasi ibarat memotong urat nadi.
Bertemu dengan pesawat gelap itu, pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara segera terbang di sisi kiri. Kode internasional digunakan. Jalur komunikasi dibuka. Tidak ada pihak yang ingin memulai insiden. ”This is Indonesia Airforce. You are in Indonesia territory, follow us,” kata pilot TNI AU melalui komunikasi radio.
Sayang, tidak ada respons. Untuk kedua kalinya, teguran itu dilakukan. Tujuannya agar terjadi komunikasi untuk memperjelas situasinya. Untuk bisa menggertak musuh, jumlah atau kekuatan tuan rumah memang harus lebih kuat. Dengan demikian, musuh menjadi gentar dan bersedia dihalau atau dipaksa mendarat. Kalau tidak, perang udara tidak lagi bisa dihindari.
Setelah dua kali ditegur, akhirnya pesawat gelap itu menggoyang-goyangkan sayapnya. Artinya, ia mengerti dan ikut panduan pesawat Indonesia. Setelah dikawal beberapa menit, akhirnya mendaratlah pesawat gelap ini di Lanud Halim Perdana Kusuma. Turun dari kokpit ”pesawat gelap” itu, Komandan Skuadron Udara 11 Sukhoi Letnan Kolonel (Pnb) Tonny Haryono dan Kepala Staf Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Marsekal Pertama JFP Sitompul. ”Kami jadi bulsit yang baik, disuruh turun langsung ikut,” ungkap Sitompul, berseloroh.
Ini memang latihan. Pada kenyataannya, tentu banyak hal yang menjadi lebih kompleks. Pesawat bulsit alias penimbul situasi juga lebih dari satu, dan menyerang beberapa target pada saat bersamaan. Pernyataan perang juga harus dinyatakan oleh negara penyerang, sebelum serangan dilakukan.
Panglima Kohanudnas Marsekal Muda Eddy Suyanto menjelaskan, latihan yang berjudul ”Tutuka XXXIV 2010” ini bertujuan untuk menguji pertahanan udara di wilayah ibu kota. Karena itu, mulai dari prosedur, peralatan, hingga personel juga dievaluasi. ”Direktur latihan dari Komando Pendidikan dan Latihan Mabes TNI. Kohanudnas jadi pelaksana,” kata mantan pilot pesawat tempur F-5 ini.
Menjaga wilayah udara kita tidaklah sekadar mengandalkan pesawat tempur belaka. Karena itu, dalam latihan ini juga melibatkan TNI Angkatan Darat dari Detasemen Rudal 003 dan Batalyon Artileri Pertahanan Udara 10, serta kapal perang KRI Abdul Halim Perdana Kusuma yang dilengkapi anti-serangan udara, berupa peluru kendali permukaan ke udara, Harpoon yang berpandu inframerah dengan jangkauan efektif empat kilometer. KRI bernomor lambung 335 juga dilengkapi dengan radar LW-03 2-D air search.
Di Cibinong disiapkan pertahanan udara pasif, yang juga melibatkan masyarakat dan aparat setempat. Dibuat skenario, seandaianya instalasi vital di SKSD Cibinong diserang, bagaimana dengan evakuasi dan penanganan korban.
Eddy Suyanto mengatakan, tujuan dilakukannya latihan di Jakarta memang untuk mempersiapkan kalau ada serangan.

Korut Siagakan Rudal Darat Ke Darat Di Sepanjang Laut Kuning Mengarah Ke Korsel

Rudal Korut
Ilustrasi.
YEONPYEONG - Suasana tegang di kawasan Semenanjung Korea terasa sepanjang Minggu (28/11), menyusul krisis yang kembali terjadi dan terus memanas di wilayah itu dalam sepekan terakhir.
Korea Utara dilaporkan langsung menyiagakan sejumlah peluru kendali darat ke darat miliknya di sepanjang Laut Kuning. Peluru-peluru kendali itu diyakini diarahkan dan akan ditembakkan langsung ke Korea Selatan jika ketegangan memuncak dan perang pecah.
Sikap itu dilakukan Pyongyang beberapa jam setelah dimulainya latihan perang besar-besaran antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Pyongyang marah karena latihan perang itu jadi juga digelar. Sebelumnya mereka mengancam akan melakukan serangan ”tak berbelas kasih” jika latihan perang tersebut digelar di kawasan sengketa.
Selasa pekan lalu Korut membombardir sebuah pulau berpenghuni di teritorial Korsel, Pulau Yeonpyeong, dengan peluru meriam artilerinya. Serangan itu menewaskan dua warga sipil dan dua prajurit marinir Korsel. Sekitar 13 menit setelah serangan itu, Korsel baru membalas menembak.
Provokasi serupa bukan pertama kali dilakukan Korut pasca-gencatan senjata kedua Korea pada 27 Juli 1953. Delapan bulan sebelumnya sebuah kapal perang Angkatan Laut Korsel tenggelam terkena torpedo, yang diyakini dilepaskan Korut. Sebanyak 46 pelaut Korsel tewas dalam peristiwa itu.
Korut memang terkenal dengan sikapnya yang sulit ditebak. Bahkan, pasca-serangan artilerinya ke Pulau Yeonpyeong, Korut balik menyalahkan Korsel jika sampai serangan itu memakan korban jiwa. Menurut Korut, korban jiwa jatuh lantaran Korsel sengaja menempatkan penduduk sipil di pulau yang masih menjadi sengketa itu dan menjadikan mereka tameng hidup.
Dalam latihan perang besar-besaran yang digelar Korsel dan AS kali ini, sejumlah kekuatan dan alat perang dikerahkan sebagai bentuk unjuk kekuatan.
Angkatan perang Korsel mengerahkan sedikitnya tiga kapal perang jenis perusak, fregat, dan sejumlah pesawat tempur antikapal selam, sementara AS mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir USS George Washington, yang membawa 75 pesawat tempur dan lebih dari 6.000 personel militer. Disebut-sebut empat kapal perang AS lainnya akan datang menyusul.
Lebih lanjut Menteri Pertahanan Korsel yang baru, Kim Kwan-jin, meminta para jurnalis segera keluar dari Pulau Yeonpyeong menyusul situasi yang dinilainya tidak bisa diduga. Pemerintah Korsel mengaku tidak dapat menjamin keselamatan para jurnalis mengingat kemungkinan provokasi dalam bentuk serangan lanjutan dari Korut sangat sulit diprediksi. Kantor berita Korsel, Yonhap, memperkirakan sekitar 400 jurnalis meliput di pulau itu.
Latihan perang AS-Korsel di sekitar pantai barat Semenanjung Korea memang telah lama menjadi isu sensitif, terutama bagi Korea Utara. Tambah lagi, kawasan itu memang masih menjadi wilayah dengan batas laut yang masih dipersengketakan kedua negara. Pyongyang juga menganggap latihan perang yang digelar AS-Korsel sebagai pamer kekuatan militer dan alat perang masing-masing, ini sebuah bentuk intimidasi.
Walau ketegangan terus terjadi, suasana di pusat kota Seoul, Korsel, berjalan normal. Puluhan ribu orang bahkan memenuhi kawasan pusat perbelanjaan Myongdong, berbelanja dan menikmati makan dan minum di kafe-kafe yang ada di sana. Ketegangan juga dilaporkan tidak sampai mengganggu jadwal penerbangan dan pelayaran sipil.
”Saya khawatir, tetapi tidak sampai merasa harus tetap tinggal di rumah. Saya tidak yakin perang terjadi. Mereka sama-sama merasa perang tidak berguna,” ujar Eunhye Kim, penjaga bioskop di Seoul.

Krisis Perbatasan Semenanjung Korea Dikhawatirkan Berdampak Pada Terganggunya Kerja Sama RI-Korsel


Perang Korsel - Korut
Koronologi perang korut-korsel ini terjadi sekitar pukul pukul 15.00 waktu Korea, Korut tiba-tiba menembakkan artileri ke arah Pulau Yeonpyeong. 10 menit kemudian, Korsel langsung membalas serangan artileri hingga Perang Korsel-Korut pun terjadi.
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi mengatakan, krisis perbatasan di Semenanjung Korea, dikhawatirkan berdampak pada terganggunya kerja sama pembangunan alat-alat utama sistem persenjataan RI-Korsel.
“Invasi Korea Utara dengan lusinan bom artileri ke Yeonpyeong pada Selasa (23/11) dan menyusul empat hari kemudian ke wilayah lain, hingga menewaskan dua marinir serta dua warga sipil Korea Selatan (Korsel), telah menambah tensi krisis dan menuju ambang perang terbuka dengan Korea Utara (Korut),” ujarnya kepada Antara di Jakarta, Senin (29/11).
Fayakhun Andriadi menambahkan, kondisi ini tidak hanya menambah kekhawatiran pihak-pihak yang selama ini terlibat dalam persoalan Korea seperti Amerika, China, Jepang dan beberapa negara Eropa, tapi juga akan berpengaruh kepada negara-negara lain, khususnya Indonesia.
“Secara khusus, Korsel merupakan salah satu negara penting yang menjalin kerjasama alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan RI,” ungkapnya.
Dikatakannya, tercatat dua kali kunjungan delegasi Pemerintah Korsel (Agustus dan Oktober lalu) menganggendakan kerja sama alutsista kedua negara.
“Pada 11 Agustus 2010, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel, Kim Tae-Young di Jakarta, membicarakan hubungan bilateral tentang kerjasama dalam industri pertahanan,” katanya.
Terakhir pada 25 Oktober 2010, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat Korsel, Jenderal Eui Don-Hwang, di Jakarta, juga membicarakan kerja sama militer dengan negeri semenanjung tersebut

Rahasia amerika terbongkar Amerika Serikat diketahui Memiliki Senjata Nuklir Di Eropa


Nuklir AS

RAHASIA - Kalimat dalam dokumen diplomatik yang dirilis WikiLeaks dan menunjukkan Amerika Serikat memiliki senjata nuklir di Eropa, tepatnya di Jerman, Belanda dan Belgia.













Situs WikiLeaks bikin geger lagi dengan rilis terbarunya yang masih terkait pembongkaran dokumen rahasia diplomatik secara bertahap.
Kali ini, Senin (29/11/2010), organisasi yang didirikan Julian Assange itu merilis informasi sensitif soal proyek senjata nuklir Amerika Serikat di Eropa.
Itu terungkap lewat memo dari Duta Besar AS untuk Jerman yang diunggah WikiLeaks pada laman ini.
Dalam sebuah diskusi tentang penarikan senjata AS dari Eropa, memo tersebut menyatakan: “Penarikan senjata nuklir dari Jerman dan mungkin dari Belgia dan Belanda bisa sangat mempersulit secara politik bagi Turki untuk mempertahankan cadangannya sendiri.”
Memo itu ditulis oleh Duta Besar AS, Philip Murphy pada November 2009. Kerajaan tidak pernah menyatakan bahwa nuklir tersebut berada di negeri Belanda.
Anggota Parlemen dari Partai Sosialis Belanda, Harry van Bommel, mendesak kepada pemerintah agar tidak lagi diam, dan mengakui keberadaan nuklir tersebut.
Menurut koran Volkskrant, WikiLeaks memiliki 3.021 memo yang dikirim oleh Duta Besar AS di Den Haag, namun belum dipublikasikan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Belanda tahun 2003-2007, Ben Bot, sudah merasa bahwa dokumen yang dibocorkan WikiLeaks itu akan menjadi pukulan telak bagi diplomasi Amerika

Kamis, 25 November 2010

(sekilas)Meriam Bofors 57 Mk. 3 Andalan FPB-57 PT.PAL





Meriam yang terpasang pada kapal cepat FPB-57 buatan PT. PAL adalah meriam serbaguna Bofors 57 Mk. 3 buatan BAE Systems - Bofors Swedia. Meriam ini dapat digunakan untuk keperluan anti kapal permukaan, anti pesawat, bahkan untuk memberikan bantuan tembakan pada saat pendaratan amphibi. Bofors 57 Mk. 3 mampu menembakkan 220 peluru/menit. Jumlah peluru siap tembak biasanya adalah 120 peluru dan bisa dikombinasikan untuk 2 jenis peluru. Gelombang laut yang menyebabkan kapal bergoyang tak dapat menghalangi Bofors 57 Mk. 3 untuk melumat sasarannya karena meriam ini dilengkapi perangkat gyrostabilized yang memyebabkan meriam tetap mengunci target walaupun kapal sedang bergoyang karena ombak atau ngebut (cocok banget untuk kapal cepat).

KAPAL ANGKUT AL




Kapal Feri


KRI KARANG PILANG 981

Sebelumnya KRI Karang Pilang (981) adalah Kapal Fery Cepat Ambulu , sebuah kapal fery penumpang yang dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri (Persero). Pada 15 September 2005 Departemen Perhubungan menghibahkan lima kapal senilai Rp 491 milyar kepada Departemen Pertahanan melalui TNI AL. Kelima kapal tersebut terdiri dari KFC Serayu, KFC Mahakam, KFC Ambulu, KFC Cisadane dan KFC Barito. Alasan penghibahan ini adalah kalahnya kapal-kapal ini bersaing dengan angkutan udara yang semakin murah dan jauh lebih cepat. Kapal perang eks feri ini tidak ditempatkan di garis depan bila ada perang. Kapal ini dimasukkan dalam Satuan Kapal Bantu (Satban) dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan peralatan militer yang akan melaksanakan tugas di suatu wilayah. Karena fungsinya juga sebagai kapal angkut peralatan militer , maka kapasitas penumpang kapal ini dikurangi untuk memberi tempat bagi peralatan militer yang akan diangkut. KFC Ambulu diubah menjadi KRI Karang Pilang (981) , KFC Mahakam diubah menjadi KRI Karang Tekok (982) , KFC Serayu menjadi KRI Karang Banteng (983) , KFC Cisadane menjadi KRI Karang Galang (984) , dan KFC Barito menjadi KRI Karang Unarang (985)

(Bisa bantuin cari PIC nya gan? )
KRI KARANG TEKOK 982

Sebelumnya KRI Karang Tekok adalah Kapal Fery Cepat Mahakam , sebuah kapal fery penumpang yang dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri (Persero). Pada 15 September 2005 Departemen Perhubungan menghibahkan lima kapal senilai Rp 491 milyar kepada Departemen Pertahanan melalui TNI AL. Kelima kapal tersebut terdiri dari KFC Serayu, KFC Mahakam, KFC Ambulu, KFC Cisadane dan KFC Barito. Alasan penghibahan ini adalah kalahnya kapal-kapal ini bersaing dengan angkutan udara yang semakin murah dan jauh lebih cepat. Kapal perang eks feri ini tidak ditempatkan di garis depan bila ada perang. Kapal ini dimasukkan dalam Satuan Kapal Bantu (Satban) dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan peralatan militer yang akan melaksanakan tugas di suatu wilayah. Karena fungsinya juga sebagai kapal angkut peralatan militer , maka kapasitas penumpang kapal ini dikurangi untuk memberi tempat bagi peralatan militer yang akan diangkut. KFC Ambulu diubah menjadi KRI Karang Pilang (981) , KFC Mahakam diubah menjadi KRI Karang Tekok (982) , KFC Serayu menjadi KRI Karang Banteng (983) , KFC Cisadane menjadi KRI Karang Galang (984) , dan KFC Barito menjadi KRI Karang Unarang (985)

(Bisa bantuin cari PIC nya gan? )
KRI KARAENG BANTENG 983

Sebelumnya KRI Karang Banteng (983) adalah Kapal Fery Cepat Serayu , 





KAPAL MULTI TUGAS (LPD/APCR)


KRI dr. SOEHARSO 990 (Hospital Ship)

Pada saat bernama KRI Tanjung Dalpele (972), kapal ini adalah kapal serba guna yang berfungsi sebagai kapal bantu angkut personel (BAP), kapal bantu rumah sakit (BRS) serta dapat mendaratkan dua heli jenis Super Puma.

Kapal ini diklasifikasikan sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock). Nama Dalpele diambil dari sebuah tanjung yang terletak di pulau paling timur gugusan pulau di Provinsi Papua. Nama tanjung tersebut diabadikan sebagai nama KRI karena di tempat itu para sukarelawan yang terdiri atas putra-putri terbaik Indonesia rela mengorbankan jiwa ketika berlangsungnya operasi Komando Trikora untuk membebaskan Irian Barat. Kapal produksi Daesun Shipbuilding and Eng.Co.Ltd Pusan Korea Selatan ini tiba di Indonesia 21 September 2003.

Seiring dengan kebutuhan TNI AL secara umum dalam menjalankan tugas-tugas negara, TNI AL memesan 2 unit kapal yang menyerupai kapal ini dan telah beroperasi dan diberi nama KRI Surabaya dan KRI Makassar.

Nama dr. Soeharso diambil dari nama seorang dokter orthopaedi (dokter ahli bedah tulang) yakni Prof. dr. Soeharso nama yang sama dengan nama rumah sakit orthopaedi dan rehabilitasi di Solo. Ia telah banyak berjasa selama masa perjuangan kemerdekaan membantu menolong dan merehabilitasi pejuang yang mengalami cacat anggota gerak tangan dan kaki akibat peperangan.
SPESIFIKASI
Kapal ini berbobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton berisi penuh. Kapal sepanjang 122 meter, lebar 22 m, dan draft 6,7 m ini mempunyai geladak yang panjang dan luas sehingga mampu mengoperasikan dua buah helikopter sekelas Super puma sekaligus.

Kapal ini juga dilengkapi sebuah hanggar untuk menampung helikopter satu lagi dan juga melakukan perawatan terhadap helikopter. Sebagai kapal rumah sakit, telah disediakan 1 ruang UGD, 3 ruang bedah, 6 ruang poliklinik, 14 ruang P-jang Klinik dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.

Kapal ini memiliki 75 anak buah kapal (ABK), 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap. Jika dalam keadaan darurat, KRI DR Soeharso juga dapat menampung 400 pasukan dan 3000 penumpang.

Dalam fungsinya sebagai kapal angkut, kapal ini mampu mengangkut 14 truk/tank dengan bobot per truk/tank 8 ton, 3 helikopter tipe Super Puma, 2 Landing Craft Unit (LCU) tipe 23 M dan 1 hovercraft.
PERSENJATAAN
Persenjataan, kapal ini dilengkapi senjata Meriam Bofors SAK 40 mm L/70 1 pucuk, 2 pucuk Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20mm, dan 2 buah senapan Mesin 12,7 mm.

Tenaga penggeraknya adalah mesin diesel.
PARA KOMANDAN KAPAL
* Letkol Laut (P) Prasetyo (2003-2005)
* Letkol Laut (P) Estu Prabowo (2005-2007)
* Letkol Laut (P) Purwanto (2007-2008 )
* Letkol Laut (P) Hadi Prayitno (2008)
* Letkol Laut (P) Indarto Budiarto (2008)
* Letkol Laut (P) Basri Mustari (2008-2009)
* Letkol Laut (P) Heribertus Yudho Warsono (2009-sekarang)


KRI MAKASSAR 590

KRI Makassar (590) adalah sebuah kapal LPD buatan Daesun Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea Selatan. Kapal ini merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibangun di Korsel dan dirancang sebagai kapal perang rumah sakit. Selain sebagai kapal tempur, kapal yang berteknologi desain semi stealth ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam. Kontrak kapal ini ditandatangani pada Desember 2004, kontrak ini berisi tentang pengadaan satu Kapal Komando (KRI Tanjung Dalpele) dan empat kapal LPD (dua dibuat di Korea dan dua lainnya dibangun di PT PAL Surabaya).
SPESIFIKASI
Kapal ini mempunyai panjang 122 meter itu dapat mengangkut sekitar 500 personel, 13 ranpur,dan lima helikopter. Kapal berbobot 7.800 ton itu, juga dilengkapi dengan dua landasan pendaratan helikopter (helipad).
PERSENJATAAN
Kapal ini dirancang khusus untuk mampu dipasang meriam 100 mm, dilengkapi ruang CIC untuk sistem kendali senjata (fire control system), serta sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal jenis kombatan lain untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan tempur serta pengendalian pendaratan helikopter.


KRI SURABAYA 591

~SAMA~


KRI BANJARMASIN 592

KRI Banjarmasin (592) adalah kapal ke-3 jenis LPD yang dua kapal jenis ini sebelumnya dibuat di Daesun Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan, dan sekarang dibuat di PT. PAL Indonesia, Surabaya. Kapal ini dirancang sebagai kapal perang rumah sakit. Selain sebagai kapal tempur, kapal yang berteknologi desain semi-siluman ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.
SPESIFIKASI
Berat benanam: 7.300 ton
Panjang: 125 m (410.10 kaki)
Lebar: 22 m (72.18 kaki)
Draught: Unknown
Perahu & LCT yang dibawa: 2 × LCT
Pesawat: 3 × Helikopter

KAPAL PATROLI




KCR Mandau class


KRI MANDAU 621

KRI Mandau (621) merupakan kapal perang patroli utama Indonesia dari jenis
Kapal Cepat Rudal (KCR) dan merupakan kapal pertama dari kapal kelas Mandau. Kapal ini dibuat di Galangan kapal Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada tahun 1979. Kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI Mandau (621), KRI Rencong (622), KRI Badik (623), dan KRI Keris (624).
PERSENJATAAN
Torpedo
Kapal ini tidak dilengkapi dengan torpedo dan persenjataan anti-kapal selam lainnya.
Peluru kendali
Awalnya KRI Mandau menggunakan Rudal Aerospatiale MM-38 Exocet sebanyak 4 pucuk (2 x 2), yang memiliki jangkauan maksimum 42 km (23 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 165 kg, berpemandu active radar homing, bersifat jelajah inersia, sea-skimmer. Sejak ada kerja sama alih teknologi dengan China Exocet maka mulai diganti dengan rudal C-802 buatan SACCADE.
Meriam
* Meriam Bofors 57 mm/70 : 1 pucuk, kecepatan tembakan 200 rpm, berjangkauan maksimum 17 km (9,3 mil laut) dengan berat amunisi 2,4 kg, anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal, berpemandu tembakan Signaal WM28.
* Meriam Bofors 40 mm/70: 1 pucuk, kecepatan tembakan 300 rpm, dengan jangkauan maksimum 12 km (6,6 mil laut) dengan berat amunisi 0,96 kg, anti kapal, pesawat udara, helikopter, rudal balistik, rudal anti kapal.
* Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm: 2 pucuk, kecepatan tembakan 1000 rpm, dengan jangkauan efektif 2 km dengan berat amunisi 0,24 kg, anti pesawat udara, helikopter
SPESIFIKASI
Berat benanam: 255 ton standar
290 ton beban penuh
Panjang: 53,58 m (175.79 kaki)
Lebar: 8,00 m (26.25 kaki)
Draft: 1,63 m (5.35 kaki)
Tenaga penggerak: 2 M504 Diesel, 1425 hp , melalui 2 shaft ke 2 propeler ,
1 turbin GE LM 1500
Kecepatan: 41 knot
Jarak tempuh: 2.100 nm pada 14 knot,
Awak kapal: 43 orang
Sensor dan Radar: Radar MR-302/Strut Curve
Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob
Persenjataan elektronik dan umpan: Sonar MG-322T
Decoy PK-16 decol RL


KRI RENCONG 622

~SAMA~


KRI BADIK 623

~SAMA~

KRI KERIS 624

~SAMA~

FPB-57 Nav I Kakap class


KRI KAKAP 811

KRI Kakap (811) merupakan kapal patroli TNI-AL. KRI Kakap adalah kapal jenis FPB-57 generasi pertama buatan Lurssen, Vegesack, Jerman. Pemesanan kapal ini disertai perjanjian untuk membuat kapal selanjutnya di PT. PAL, Surabaya. KRI Kakap diopersikan mulai 1988. Kapal-kapal dalam kelas ini adalah KRI Kakap, KRI Kerapu, KRI Tongkol, dan KRI Barakuda.
PERSENJATAAN
Meriam utama kapal perang KRI Kakap ini adalah meriam
tunggal 40 mm serta dua senapan mesin 7.62 mm. KRI Kakap juga mempunyai sistem DR200S bagi pertahanan terhadap peluru kendali.
SPESIFIKASI
Kapal dengan 49 awak ini mempunyai ukuran 58.1 m x 7.62 m x 2.73 m ( 190.6 kaki x 25 kaki x 9 kaki).Kecepatan maksimum 28.1 knot dan berbobot penuh 425 ton.


KRI KERAPU 812

~SAMA~


KRI TONGKOL 813

~SAMA~

KRI BARAKUDA 814

~SAMA~

KCT Andau class FPB-57 Nav II

(Bantuin cari PIC nya dong gan )
KRI ANDAU 650

KRI Andau (650) merupakan kapal pertama dari kapal perang jenis Kapal patroli kelas Andau milik TNI AL. Merupakan jenis kapal cepat torpedo (KCT).

Bertugas sebagai elemen pemukul musuh, baik di permukaan maupun bawah permukaan (ASW - Anti Submarine Warfare) termasuk sebagai kapal pendeteksi anti-kapal selam. Termasuk dalam kelas Andau antara lain KRI Singa (651), KRI Tongkak (652) dan KRI Ajak (653).

KRI ini merupakan jenis Kapal Cepat Torpedo (KCT) untuk menghadapi perang di bawah air (Anti Submarine Warfare) yang dilengkapi dengan torpedo berpemandu AEG SUT (Surface & Underwater Target). Pada tahun 1988, KRI Andau masuk sebagai bagian dari Armada TNI Angkatan Laut.
PERSENJATAAN
1. Dua tabung peluncur torpedo Ø 533 millimetre (20.98 in), dibekali dengan torpedo berpemandu AEG SUT (Surface & Underwater Target) yang pada kecepatan 23 knot torpedo ini dapat menghantam target berjarak 28 km,
2. Satu Meriam Bofors SAK 57/70 berkaliber 57mm dengan kecepatan tembakan 200 rpm, jangkauan 17 Km untuk target permukaan dan udara dengan pemandu tembakan Signal LIROD Mk. 2.
3. Satu Meriam Bofors SAK 40/70 berkaliber 40mm dengan kecepatan tembakan 300 rpm, jangkauan 12 Km untuk target permukaan dan udara.
4. Dua kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 km untuk target udara.
SPESIFIKASI
Berat benanam: 445 ton (muatan penuh)
Panjang: 58,10 m (190.62 kaki)
Lebar: 7,6 m (24.93 kaki)
Draught: 2,95 m (9.68 kaki)
Tenaga penggerak: 2 x MTU 60V 956 TB92
Kecepatan: 27 knot (maksimum)
15 knot (ekonomis)
Jarak tempuh: 2.200 nm pada 27 knot
6.000 nm pada 15 knot
Awak kapal: 42 orang
Persenjataan: Torpedo Ø 533 millimetre (20.98 in)


KRI SINGA 651

~SAMA~

(Bisa bantu cari PIC nya gan? )
KRI TONGKAK 652

~SAMA~


KRI AJAK 653

~SAMA~

Pandrong class FPB-57 Nav IV


KRI PANDRONG 801

KRI Pandrong (801) adalah kapal patroli milik TNI AL.

KRI Pandrong adalah kapal FPB-57 generasi pertama bikinan PT.PAL yang disebut FPB57 Nav I, generasi terbaru dinamakan FPB57 Nav V yang diperkenalkan pada tahun 2000 (KRI Todak). KRI Pandrong sendiri diresmikan pada tahun 1992 bersama saudaranya KRI Sura (802) setahun kemudian. Beberapa rencana pengembangan atas kelas Pandrong dan kelas Todak adalah akan dilengkapinya dengan rudal anti kapal C 802 buatan Tiongkok yang berjangkauan maksimal 130 km. Ada pula rencana untuk tahun 2008 dimana akan dilakukan penggantian mesin dengan menggunakan mesin pendorong bertenaga lebih tinggi dan pemakaian bahan bakar lebih irit.
PERSENJATAAN
Meriam utama kapal perang KRI Pandrong ini adalah meriam Bofors SAK 57 mm/70 berpemandu tembakan Signaal LIROD Mk.2, Meriam SAK 40mm/70 serta dua Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm.
SPESIFIKASI
Kapal yang mempunyai 49 awak kapal ini mempunyai ukuran 58.1 m x 7.62 m x 2.73 m ( 190.6 kaki x 25 kaki x 9 kaki).Kecepatan maksimum 28.1 knot dan berbobot penuh 425 ton. Kapal KRI Pandrong mempunyai dua mesin disel yang menghasilkan 8,260 bhp secara bersamaan dan dengan dibantu dua buah "shaft", kapal ini mampu melaju sampai kecepatan 28.1 mil nautikal.


~SAMA~

Todak class FPB-57 Nav V


KRI TODAK 803

KRI Todak merupakan kapal pertama dalam seri FPB-57 Nav V yang dirancang dan dibangun sepenuhnya oleh PT. PAL, Surabaya untuk TNI Angkatan Laut. Seri ini merupakan pengembangan dari seri sebelumnya. KRI Todak diluncurkan dari galangan pada tahun 1999 dan masuk ke jajaran armada TNI Angkatan Laut pada tahun 2000 sebagai bagian dari Satuan Kapal Patroli, Koarmabar.
PERSENJATAAN
1. Dalam waktu dekat akan dipersenjatai 2 rudal permukaan
-ke-permukaan C 802 buatan Tiongkok dengan jangkauan maksimal sekitar 130 Km
2. 1 Meriam Bofors SAK 57/70 berkaliber 57mm dengan kecepatan tembakan 200 rpm, jangkauan 17 Km untuk target permukaan dan udara dengan pemandu tembakan Signal LIROD Mk. 2.
3. 1 Meriam Bofors SAK 40/70 berkaliber 40mm dengan kecepatan tembakan 300 rpm, jangkauan 12 Km untuk target permukaan dan udara.
4. 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
SPESIFIKASI
KRI Todak memiliki bobot pada muatan penuh 445 ton. Dengan dimensi 58,10 meter x 7,62 meter x 2,85 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel, 2 shaft menghasilkan 8,850 shp yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 27 knot. Diawaki oleh maksimal 53 pelaut.


KRI HIU 804

~SAMA~


KRI LAYANG 805

~SAMA~


KRI LEMADANG 806

KRI KARANG UNARANG 985

Sebelumnya KRI Karang Unarang adalah Kapal Fery Cepat Barito , sebuah kapal fery penumpang yang dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri (Persero). Pada 15 September 2005 Departemen Perhubungan menghibahkan lima kapal senilai Rp 491 milyar kepada Departemen Pertahanan melalui TNI AL. Kelima kapal tersebut terdiri dari KFC Serayu, KFC Mahakam, KFC Ambulu, KFC Cisadane dan KFC Barito. Alasan penghibahan ini adalah kalahnya kapal-kapal ini bersaing dengan angkutan udara yang semakin murah dan jauh lebih cepat. Kapal perang eks feri ini tidak ditempatkan di garis depan bila ada perang. Kapal ini dimasukkan dalam Satuan Kapal Bantu (Satban) dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan peralatan militer yang akan melaksanakan tugas di suatu wilayah. Karena fungsinya juga sebagai kapal angkut peralatan militer , maka kapasitas penumpang kapal ini dikurangi untuk memberi tempat bagi peralatan militer yang akan diangkut (kapasitas 925 orang menjadi 600 orang).
SPESIFIKASI
Panjang keseluruhan: 69,80 m
Panjang antara garis tegak (LBP) 62,00 m
Lebar 10,40 m
Berat bersih 493 metrik ton
Tangki BBM (FOT total) 54 ton
Kecepatan maksimum 38 knot
Kecepatan jelajah 30 knot
Jarak jelajah maksimum 550 mil laut
Daya mesin penggerak (MPK) 3.805 AW/2 unit.
Daya angkut sebanyak 600 pasukan.

KRI Karang Unarang 985
Sibarau class

PERMAKLUMAN= KARENA SULITNYA MENCARI FOTO, BEBERAPA FOTO-FOTO KAPAL KELAS SIBARAU DISINI ADALAH FOTO-FOTO SAAT MASIH BERTUGAS DI ROYAL AUSTRALIAN NAVY. MOHON MAKLUM

KRI SIBARAU 847

KRI Sibarau (847) adalah kapal type Attack Class buatan Australia. KRI Sibarau ini adalah kapal bekas pakai AL Australia.
SPESIFIKASI
Berat benanam: 146 ton
Panjang: 32 m
Lebar: 6.1 m
Draught: 2,19 meter
Tenaga penggerak: Dua mesin 16 silinder disel turbocharged merk CUMMINS KV50 (Repowering tahun 2007) bertenaga total 3,600 hp, menggerakan dua shaft
Kecepatan: 18 Knots (ekonomis) 21 Knots (maksimal)
Jarak tempuh: 950 mil (18 knots)
Endurance: 2 hari
Awak kapal: 25
Sensor dan Radar: Radar FURUNO RDF 078 / FR 1941
Persenjataan: 1 x 40 mm gun, 1 x 81 mm mortar, 2 x .50 caliber senapan mesin. Ranjau dan depth charges bisa juga dibawa


KRI SILIMAN 848

~SAMA~


KRI SIGALU 857

~SAMA~


KRI SILEA 858

~SAMA~

[IMG]http://www.worldwarships.com/Warship_Slides
/HMAS_Bombard.jpg[/IMG]
KRI SIRIBUA 859

~SAMA~

(Bisa bantuin cari PIC nya gan? )
KRI WAIGEO 861

~SAMA~


KRI SIADA 862

~SAMA~


KRI SUKUDA 863

~SAMA~


KRI SIGUROT 864

~SAMA~

KAPAL SELAM "TABAH SAMPAI AKHIR!"




Cakra class (Type 209/1300 German)


KRI CAKRA 401 (ket. foto: pasukan katak meluncur dari KRI Cakra)

KRI Cakra (401) merupakan kapal pertama dalam jenis Kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Cakra dalam jajaran TNI AL. Kapal pertama merupakan KRI Tjakra (ejaan lama) salah satu dari 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Russia (Kapal Selam Kelas Whiskey) yang di scrap tahun 70-an.

KRI Cakra dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada 1981. Merupakan Kapal selam tipe 209/1300 yang banyak digunakan oleh Angkatan Laut sedunia. Mempunyai motto Tabah Sampai Akhir.

KRI Cakra termasuk dalam armada pemukul TNI Angkatan Laut. Kapal lain dalam kelas Cakra adalah KRI Nanggala (402). Kedua kapal selam tersebut dibuat di Jerman Barat, dipesan pada tahun 1977 dan pada tahun 1981, mulai bertugas bersama dengan KRI Nanggala (402).
PERSENJATAAN
14 buah torpedo (biasanya pakai SUT Torpedo buatan PT.DI ) 21 inci dalam 8 tabung.
SPESIFIKASI
KRI Cakra memiliki berat selam 1,395 ton. Dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Ditenagai oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, 1 shaft menghasilkan 4,600 shp. Sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot. Diawaki oleh 34 pelaut. Sonar: CSU-3-2 suite


KRI NANGGALA 402

KRI Nanggala dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat pada 1981. Merupakan kapal selam type 209/1300 yang banyak digunakan oleh Angkatan Laut sedunia.

KRI Nanggala (402) merupakan kapal kedua yang menyandang nama Nanggala. Kapal pertama merupakan salah satu dari 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Rusia (kelas Whiskey) yang di-scrap tahun 1970-an.
SPESIFIKASI & SENJATA

~SAMA~

Parchim class (kapal bekas Jerman Timur semua )




KRI KAPITAN PATIMURA 371

KRI Kapitan Patimura (371) merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet. Kapal ini termasuk kapal korvet kelas Parchim dengan kode Pakta warsawa Type 133.1. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam diperairan dangkal / pantai. Enambelas kapal dibuat untuk Volksmarine (1997-1981) dan 12 kapal yang dimodifikasi dibuat untuk AL Soviet pada 1985-1990 oleh Peenewerft, Wolgast. Setelah Penyatuan kembali Jerman , Bekas negara Jerman timur menjual kapal-kapal ini ke TNI AL Indonesia pada 1993. Kapal korvet ini pernah digunakan sebelumnya oleh tentara Angkatan Laut Jerman Barat. Kapasitas kapal ini bisa menampung sebesar 20 hingga 59 orang anak buah kapal.

Dimensi kapal KRI Kapitan Patimura berukuran 75.2meter x 9.78meter x 2.65 meter/ (246.7 x 32.1 x 8.7 kaki). Berat muatan penuh sekitar 900 ton.
PERSENJATAAN
2 x SA-N-5 SAM
2 x 57 mm gun (1x2)
2x30mm gun (1x2) atau 1 x AK-630
2 x RBU-6000-peluncur roket anti kapal selam
4 x 400 mm tabung torpedo
60 x ranjau
Sonar MG-322T (SENJATA ELEKTRONIK)
Decoy PK-16 decol RL (SENJATA ELEKTRONIK)
SPESIFIKASI
Berat benanam: 793 ton standar
854 ton beban penuh
Panjang: 75,2 m (246,7 ft)
Lebar: 9,78 m (32,1 ft)
Draft: 2,65 m (8,7 ft)
Tenaga penggerak: 3 shaft M504 Diesel, 14.250 hp
Kecepatan: 24,7 knot
Jarak tempuh: 2.100 nm pada 14 knot
Awak kapal: 62 orang
Sensor dan Radar: Radar MR-302/Strut Curve
Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob


KRI CUT NYAK DIEN 372

~SAMA~


KRI SULTAN THAHA SYAIFUDDIN 375

~SAMA~


KRI MEMET SASTRAWIRIA 380

~SAMA~


KRI IMAM BONJOL 383

~SAMA~


KRI PATI UNUS 384

~SAMA~


KRI TEUKU UMAR 385

~SAMA~


KRI SILAS PAPARE 386


KRI HASAN BASRI 382

~SAMA~


KRI UNTUNG SUROPATI 872

KRI NUKU 873

~SAMA~

(PIC NYA GEDE GAN, BIAR GAK BWK KLIK AJA: http://beta.tnial.mil.id/koarmatim/g...reate.php?id=1
KRI LAMBUNG MANGKURAT 874

~SAMA~


KRI SUTANTO 877

~SAMA~

(BISA BANTU CARI PIC NYA GAN? )
KRI SUTEDI SENOPUTRA

~SAMA~

KRI WIRATNO 879

~SAMA~


KRI TJIPTADI 881

~SAMA~

SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) class





KRI DIPONEGORO 365

Kontrak pembelian dan pembuatan KRI Diponegoro dan KRI Hasanuddin (366) dilakukan pada bulan Januari 2004 dan efektif berlaku sejak 12 Juli 2004. Keduanya dibuat di galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding (SNS), Vlissingen, Belanda.[1]

Peletakan lunas KRI Diponegoro dilakukan bersamaan dengan KRI Hasanuddin (366) pada tanggal 24 Maret 2005. KRI Diponegoro diletakkan lunasnya oleh Laksamana Muda Daradjatun Sutisna dan KRI Hasanuddin oleh Komodor Djoko Soerjanto. Upacara dimulainya perakitan kapal dilakukan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Slamet Soebijanto pada 25 Agustus 2005.
PERSENJATAAN
Torpedo
KRI Diponegoro dilengkapi dengan torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 yang dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo tipe B515.
Peluru kendali
Dipasang dua tipe rudal di atas kapal ini, yaitu:
* Peluru kendali anti kapal: MBDA Exocet varian terbaru MM40 block 2 yang mampu menjangkau target berjarak 180 km.
* Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral versi terbaru TETRAL. Mistral adalah sistem rudal pertahanan udara jarak pendek, yang dapat digunakan dari berbagai platform, bisa dari kendaraan di darat, kapal, helikopter, bahkan dengan konfigurasi jinjing ala Stinger.
Meriam
Meriam utama di posisi A dipasang Oto-Melara 76 mm buatan Italia. Sedangkan kanon ringan tambahan pada posisi B dipasang Auxiliary Gun 2 x 20 mm Vector G12.
Persenjataan elektronik
* Sistem manajemen tempur Thales TACTICOS buatan Thales, sebuah perusahan hi-tech Belanda, spesialis dalam bidang disain dan produksi sistem integral untuk komando dan kontrol, sensor dan komunikasi. Sistem ini dikenal dengan nama Combat Management System (CMS). Keunggulan teknologi yang dikembangkan Thales kini menjadi standar pertahanan NATO.[3]
* Data Link: LINK Y Mk2 datalink system
* Komunikasi elektronik: Thales/Signaal FOCON
* Sistem Pengumpan: TERMA SKWS
* Platform integrasi utama: Imtech UniMACs 3000 Integrated Bridge System
SONAR
Thales Kingklip frekuensi menengah aktif/pasif ASW hull mounted sonar
RADAR
Radar utama MW08 3D multibeam surveillance buatan Thales, sebuah radar dengan G-band, yang merupakan famili 3D multibeam jarak menengah (105 km) untuk survei, menentukan sasaran, dan penjejakan. MW08 ini dilengkapi dengan teknologi radar termutakhir yang pendeteksiannya serba otomatis. Radar ini juga dilengkapi dengan kontrol tembak untuk mengendalikan senjata terhadap sasaran permukaan. Ini juga diperkuat dengan radar kontrol tembak LIROD Mk2.
SPESIFIKASI
Berat benanam: 1.700 Ton
Panjang: 90,71 m (297.60 kaki)
Lebar: 13,02 m (42.72 kaki)
Draft: 3,60 m (11.81 kaki)
Tenaga penggerak: 2 shaft V28-33D STC MAN Diesel (Jerman) @8.900 kW
Kecepatan: 28 knot
Jarak tempuh: 540 km pada 18 knot
Awak kapal: 80 orang


KRI HASANUDDIN 366




Fatahillah class





KRI FATAHILLAH 361

KRI Fatahillah merupakan sebuah fregat yang dibuat oleh galangan kapal Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda pada tahun 1979 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai armada pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Termasuk dalam kelas Fatahillah antara lain KRI Malahayati (362), dan KRI Nala (363).
PERSENJATAAN
1. 4 peluru kendali permukaan-ke-permukaan Aerospatiale MM-38 Exocet dengan jangkauan maksimum 42 Km, berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 Kg.
2. 1 meriam Bofors 120/62 berkaliber 120mm (4.7 inchi) dengan kecepatan tembakan 80 rpm, jangkauan 18.5 Km dengan sistem pemandu tembkan Signaal WM28.
3. 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
4. 12 torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
5. Mortir anti kapal selam Bofors ASR 375mm laras ganda.
SPESIFIKASI
KRI Fatahillah memiliki berat 1450 ton dan berdimensi 83,85 meter x 11,10 meter x 3,30 meter. Dua mesin diesel jelajah bertenaga 8.000 bhp dengan kecepatan jelajah 21 knot dan 1 boost gas turbine dengan 22.360 shp yang sanggup mendorong hingga kecepatan 30 knot melengkapi kapal berawak maksimal 82 pelaut ini.

Exkorta class

KRI SLAMET RIYADI 352



KRI YOS SUDARSO 353

~Sama gan~


KRI OSWALD SIAHAAN 354



KRI ABDUL HALIM PERDANAKUSUMA 355

~Sama gan~


KRI KAREL SATSUIT TUBIN 356

~Sama gan~

Ki Hajar Dewantara class


KRI KI HAJAR DEWANTARA 364

KRI Ki Hajar Dewantara (364) merupakan kapal perusak kawal berpeluru kendali. Kapal ini juga merupakan kapal perang latih bagi anggota TNI AL.

KRI Ki Hajar Dewantara merupakan bagian dari armada pemukul (striking force). Memiliki kemampuan jelajah dan persenjataan yang mumpuni bagi pengawalan dan perlindungan kawasa perairan Republik Indonesia.

PERSENJATAAN
1. 4 rudal permukaan-ke-permukaan MM-38 Exocet buatan Perancis dengan jangkauan maksimal sekitar 42 Km dengan kecepatan 0,9 mach dan hulu ledak seberat 165 Kg dalam konfigurasi 2x2.
2. 1 Meriam Bofors 57/70 berkaliber 57mm dengan kecepatan tembakan 200 rpm, jangkauan 17 Km untuk target permukaan dan udara dengan pemandu tembakan Signal WM28.
3. 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
4. 4 Torpedo AEG SUT, berpeluncur tabung 533mm, jangkauan 28 Km pada 23 knot atau 12 Km pada 35 knot dengan hulu ledak seberat 250 Kg.
5. Bom Laut/Mortir Anti Kapal Selam
6. Peluncur peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral.
SPESIFIKASI
KRI Ki Hajar Dewantara memiliki berat 1,850 ton. Dengan dimensi 96,70 meter x 11,2 meter x 3,55 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel jelajah, 2 shaft menghasilkan 7000 bhp dan 1 boost turbine dengan 22,300 shp. Sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 27 knot. Diawaki oleh 91 pelaut 14 instruktur dan 100 taruna.