Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 Agustus 2010

NEWS AERO

 F-18 Hornet Kanada Jatuh Dan Terbakar Saat Latihan Untuk Alberta 
International Airshow
Sebuah pesawat tempur Kanada jenis F-18 Hornet jatuh dan terbakar saat sesi latihan untuk Alberta International Airshow di bandara county Lethbridge di bagian barat daya provinsi Alberta, Kanada, Jumat (23/7) siang waktu setempat. Belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut, namun pesawat yang dipiloti Kapten Brian Bews tersebut dilaporkan terbang rendah sebelum jatuh. Brian sendiri selamat dari kecelakaan tersebut setelah terjun dengan kursi pelontar.AP/THE CANADIAN PRESS/LETHBRIDGE HERALD/IAN MARTENS/pj

Pesawat Tempur JF-17Jakarta - Pakistan menawarkan Indonesia untuk memproduksi pesawat tempur bersama. Jenis yang ditawarkan adalah JF-17, yang diklaim setingkat di atas jet tempur canggih produk Amerika Serikat, F-16.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, usai penandatanganan MoU kerja sama bidang pertahanan dengan Menteri Pertahanan Pakistan Chaudry Ahmad Muchtar, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (21/7).
“Kita ingin melihat lebih jauh tawaran tersebut untuk ditindaklanjuti. Karena kita juga ditawari kerja sama yang sama oleh Korea Selatan,” kata Purnomo. Menurut dia, saat ini Pakistan tengah bekerja sama dengan China membangun pesawat tempur.(Sumber : Primair Online)

Pesawat Tempur KF-XBANDUNG – PT Dirgantara Indonesia (DI) menyatakan siap membuat pesawat tempur KF-X guna mendukung kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel).
BUMN ini memiliki kompetensi membuat jet tempur berkemampuan di atas rata-rata. ”Desain,sumber daya manusia,teknologi, dan quality control kami menyatakan siap,”ujar Kepala Humas PT DI Rakhendi Triyatna di Bandung kemarin. Kesiapan PT DI bukanlah isapan jempol. Rakhendi menyebutkan, antara tahun 1986-1990 saat masih bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN), pihaknya pernah memproduksi tujuh komponen untuk 40 pesawat tempur F-16. Hasilnya excellent,” tandasnya. Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI I Wayan Midhio mengatakan bahwa RI akan berusaha agar pembuatan KF-X dapat dilakukan di Tanah Air, khususnya di PT DI.
Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa mendapat transfer teknologi. Namun di mana kepastian pesawat tempur KF-X akan diproduksi, menurut dia, sejauh ini belum dibicarakan. ”Kami berharap pesawatnya dapat dibuat di sini (Indonesia). Ini akan dibahas dalam kesepakatan selanjutnya.Kalau yang ditandatangani Pak Erris Herryanto (Sekjen Kemhan) kemarin itu baru perjanjian awal,” ujar I Wayan. I Wayan menuturkan, nota kesepahaman dengan Korsel berkaitan dengan rencana produksi bersama (joint production), riset hingga terbentuknya prototipe pesawat tempur.
Prototipe tersebut dapat diproduksi di Indonesia tahun 2020 oleh PT DI. Lebih jauh dia menjelaskan, Indonesia tidak akan mendapat lisensi dari pesawat KF-X karena rancangan awal dari jet tempur tersebut adalah milik Korsel sepenuhnya. Indonesia dalam hal ini hanya menjadi mitra kerja sama, terutama dalam hal pemasaran. Kendati demikian, dia menjamin Indonesia akan mendapat keuntungan dari kerja sama ini karena dapat menyerap teknologi, sedangkan pihak Korsel dapat memangkas biaya produksi dan terbantu di urusan penjualan produk pesawat tempur.
Dia menambahkan, selain sudah mempunyai kemampuan membuat pesawat, Indonesia dipilih Korsel karena memiliki kedekatan dengan banyak negara berkembang. ”Pasar dari KF-X yang utama adalah negara berkembang dan Indonesia sebagai negara berkembang memiliki banyak kolega dengan negara-negara lain,” katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kemhan RI meneken kesepakatan dengan Korsel untuk memproduksi dan memasarkan jet tempur KF-X yang tertunda beberapa tahun karena terbentur masalah teknis dan pendanaan. Kesepakatan bukan hanya menjadi kebanggaan bangsa karena tidak banyak negara yang bisa memproduksi pesawat tempur, tapi juga untuk melepaskan ketergantungan alat utama sistem senjata (alutsista) dari negara lain.
Dalam kesepakatan yang diteken Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekjen Kemhan RI Marsekal Madya TNI Erris Herryanto, Indonesia akan menanggung 20% biaya dan akan memperoleh 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih F-16 ini. Sekjen Kemhan Erris Herryanto sebelumnya pernah mengungkapkan, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek strategis tersebut sebesar USD8 miliar dengan jangka waktu kerja sama hingga 2020. Selama waktu itu diharapkan sudah bisa disiapkan lima prototipe.
Pengamat militer MT Arifin berharap dalamkerjasamapembuatan pesawat KF-X tersebut Indonesia bisa memastikan adanya alih teknologi.
Proses alih teknologi dapat terjadi dengan melibatkan PT DI dalam pembuatan KF-X. Menurutnya, tanpa adanya transfer teknologi, kerja sama yang memakan banyak biaya tersebut akan sia-sia,bahkan mendatangkan kerugian. ”Kita harus melihat dulu perjanjiannya seperti apa? Yang terpenting, Indonesia harus mendapatkan transfer ilmu dari adanya kerja sama pembangunan pesawat ini,”ujarnya. Dia pun menilai Indonesia sudah saatnya memproduksi sendiri materi keperluan pertahanan dan keamanan. Jika ilmuwan Tanah Air mampu dengan optimal menyerap teknologi dari Korsel, hal itu dinilainya sebagai perkembangan yang luar biasa. Selama ini Indonesia masih banyak membeli senjata, pesawat,dan kapal dari luar.
”PT DI memang begitu bagus di era Habibie. Namun setelah itu banyak ilmuwan terbaik kita yang lebih memilih bekerja di Singapura dan negara-negara lain. Ini bisa menjadi momentum yang bagus untuk PT DI,”imbuhnya. Kerja sama Indonesia-Korsel ini ternyata sudah sampai ke telinga para blogger sista (sistem pertahanan) dan Facebooker di Indonesia. Berdasarkan penelusuran harian Seputar Indonesia hingga sore kemarin,sudah ada akun Facebook dengan nama Dukung RI Produksi Pesawat Tempur Ini.(Sumber : Sindo)

Jet KF-XSEOUL — Indonesia, Kamis (15/7/2010), sepakat bergabung dalam proyek pengembangan jet tempur KF-X, Korea Selatan, yang tertunda selama beberapa tahun akibat masalah teknis dan pendanaan.
“Indonesia akan memperoleh sekitar 50 jet tempur KF-X dengan menanggung 20 persen biaya pengembangan proyek bernilai miliaran dollar AS itu,” kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam sebuah pernyataan.
Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam produksi dan pemasaran jet tempur tersebut.
Kesepakatan ini ditandatangani di Seoul oleh Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Indonesia, Eris Herryanto.
Korsel telah meluncurkan proyek tersebut pada tahun 2000 untuk memproduksi jet tempur buatan dalam negeri.
Setelah lama ditangguhkan karena masalah teknis dan ekonomi, Presiden Lee Myung-Bak pada Januari lalu setuju untuk mendorong proyek tersebut di tengah meningkatnya ketegangan antara Korsel dan Korut.
Korsel berencana menonaktifkan semua jet tempur F-4 dan F-5 pada 2020. Kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan, sekitar 170 jet tempur F-5 beroperasi di Korsel.
Pesawat-pesawat tersebut kali pertama terbang pada 1975 dan telah mengalami sejumlah kecelakaan udara.
“Pengaktifan kembali proyek itu akan dimulai awal tahun depan, dan kami berencana memproduksi jet-jet tempur baru setelah studi kelayakan rampung pada akhir 2012,” kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel.
“Kami memerlukan mitra asing yang akan mentransfer teknologi dan suku cadang utama jet tempur tersebut,” ujarnya, tanpa menyebutkan total dana yang diperlukan.
Menurut juru bicara tersebut, di samping pengembangan proyek kunci KF-X itu, Korsel juga akan terus membeli jet-jet tempur canggih dari perusahaan asing.(Sumber : Kompas)

KF-X fighter
Replika Pesawat Tempur KF-X fighter
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat, Kamis (17/6), menerima kunjungan delegasi Director General For Defence Industry Promotion DAPA Korea Chang Gon Choi di Cilangkap, Jakarta. Sehari sebelumnya, Chang Gon Choi menghadiri forum pertemuan tahunan Joint Committee and Logistic Meeting di Kementerian Pertahanan dengan salah satu agenda pembahasan rancangan kerja sama pengembangan produksi pesawat Fighter KF-X.(Sumber : Kompas)

Pesawat Tempur F-5 TNI-AU
Pesawat Tempur F-5 E/F TNI-AU Laksanakan Patroli Udara
Terkait dengan rencana diperpanjangnya usia pakai pesawat F-5 E/F sampai dengan tahun 2020, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU (Dislitbangau) melakukan berbagai upaya terobosan agar pesawat tersebut dapat dioperasionalkan secara maksimal. Melihat kondisi kesiapan radar APQ 159 yang berada di pesawat F-5 E/F saat ini sangat menurun karena obselette dan sulitnya mencari suku cadang, dengan demikian dicari solusi untuk mengoptimalkan kembali kemampuan Radar APQ 159.
Oleh karena itu, Dislitbangau bekerja sama dengn PT CMI melaksanakan Uji Dinamis Reserve Engineering Radar APQ 159 bagi pesawat F-5 E/F dengan beberapa komponen yang masih banyak di pasaran. Hal tersebut disampaikan oleh Kolonel Lek Teguh Purwo dari Dislitbangau, Bandung. Rabu, (26/5).
Lebih lanjut dikatakan bahwa pembuatan (kloning) modul TRx Radar antara lain pada Receiver Modul, UCO Modul (Voltage Control Oscillator), AFC Modul, STC Controller Modul dan modifikasi beberapa modul di High Voltage.
“Keuntungan dari program Reverse Engineering bagi pesawat F-5 E/F antara lain dapat mengembalikan kemampuan Radar AN/APQ 159 sesuai spesifikasi dan fungsinya, menambah dukungan kesiapan operasi pesawat F-5 E/F serta efektifitas dan efisiensi dapat dicapai untuk mendukung kesiapan operasional pesawat terbang secara optimal”, lanjut Kolonel Lek Teguh.
Brieifing Pagi rutin dihadiri Komandan Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb Ismono Wijayanto, para pejabat Lanud Iswahjudi dan para penerbang sebelum melaksanakan penerbangan di Ruang Rapat Teddy Kustari, Base Ops, Rabu (26/5).
Pada kesempatan tersebut, Komandan Lanud Iswahjudi menyambut baik rencana pimpinan pusat yang akan memperpanjang masa pakai pesawat F-5 E/F hingga tahun 2020, karena hingga saat ini jam terbang pesawat tersebut baru mencapai 6000 jam terbang,. Menurutnya jam terbang tersebut baru separo dari jam terbang maksimal yang ditentukan oleh pabriknya Northop, AS. Oleh karenanya kehadiran staf Dislitbangau bersama PT CMI yang hari ini akan melaksanakan “test flight” disambut baik pula oleh Komandan Lanud Iswahjudi.(Sumber : Dispen Lanud Iswahjudi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar