Pembelian kapal selam baru untuk TNI AL Indonesia,ya itulah yang dinanti nanti .Demi menjaga keamanan laut indonesia diperlukan lebih dari 2 kapal selam untuk di oprasikan di wilayah indonesia yang sangat luas perairannya ,Mengingat negara tetangga telah membeli kapal selam baru yang cukup canggih yang dapat memberikan ancaman terhadap keamanan indonesia.
Berbagai spekulasi kapal selam yang akan dibeli indonesia muncul mulai dari Killo class (RU),Scorpene (Perancis),hingga Changbogo (Korsel) dituding tuding akan menjadi armada kapal selam angkatan laut indonesia.
Negara tetangga malaysia sudah mempunyai Scorepene class submarine dari perancis ,untuk itu demi mengimbangi teknologi dan menjaga keamanan laut NKRI di lihat dari spesifikasinya Killo class rusia dengan teknologi BNV nya lah yang setara untuk mengimbangi kemampuan teknologi Scorpene.
Namun semua itu hanya tinggal harap , Killo class bukanlah kapal selam yang akan memperkuat armada kapal selam indonesia , tapi Changbogo lah yang akan memperkuat armada kapal selam Indonesia.
Banding membandingkan, Scorpene class setara dengan U-214, sedangkan kapal selam yang dibeli indonesia adalah Changbogo class yang setara dengan U-209.dari sini sudah terlihat sangat jauh kemampuan Changbogo dengan Scorpene ,ya Indonesia masih tertinggal dengan teknologi kapal selam yang dimiliki malaysia walaupun jumlah armada kapal selam kita lebih banyak.
Ya ,nasi sudah menjadi bubur kita hanya dapat menerima keputusan dan kenyataan itu ,baiklah untuk melihat lebih dalam mengenai Changbogo class ini kita lihat spesifikasi berikut ini...
SPESIFIKASI
Secara teknis, Changbogo Class adalah lisensi dari U-209/1200 yang dibuat oleh pabrik Daewoo Shipbuilding Korea Selatan. Daewoo Shipbuilding sudah membuat 9 kapal selam sejenis untuk angkatan laut Korea Selatan. U-209 sendiri didesain untuk menghancurkan kapal selam lawan, kapal permukaan, melindungi pangkalan kawan, dan misi pengintaian. Secara umum Changbogo Class serupa dengan Atilay Class Submarine milik Turki yang memiliki penekanan pada penggunaan sistem sensor dan persenjataan buatan Jerman.
Pada saat menyelam, kapal selam ini dapat menyelam sampai kedalaman 250 m. Dengan dilengkapi dengan 4 MTU mesin diesel, kapal selam ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum 21 knots (posisi menyelam) dan 11 knots (posisi permukaan). Kapal ini dapat membawa 8 buah 533mm/21 inch torpedo di haluan dan dipersenjatai dengan total 14 torpedo atau 28 ranjau laut. Kapal selam ini juga mampu untuk beroperasi secara terus menerus selama 2 bulan dengan 40 orang kru. Di bawah ini merupakan tabel spesifikasi teknis dari Changbogo Class :
Entered service | 1993 |
Crew | 33-40 men |
Diving depth (operational) | 250 m |
Diving depth (maximum) | +- 285 m |
Sea endurance | ? |
Dimensions and displacement | |
Length | 56 m |
Beam | 6.2 m |
Draught | 5.5 m |
Surfaced displacement | 1 100 tons |
Submerged displacement | 1 285 tons |
Propulsion and speed | |
Surfaced speed | 11 knots |
Submerged speed | 22 knots |
Diesel engines | 4 x 3 810 hp |
Electric motors | 1 x 4 595 hp |
Armament | |
Torpedoes | 8 x 533-mm bow tubes for 14 torpedoes |
Other | 28 mines in place of the torpedoes |
Di atas dapat kita lihat memang secara kemampuan, Changbogo Class cukup mumpuni untuk menjadi bagian dari satuan kapal selam TNI-AL. Ditambah, TNI-AL sudah cukup berpengalaman untuk dalam mengoperasikan Cakra Class yang notebene merupakan saudara sepupu dari Changbogo Class.
Satu hal positif dari pengadaan alutsista dari Korea Selatan, pihak Korea Selatan sangatlah terbuka dalam proses ToT atau Transfer of Technology . Hal ini sudah terbukti dari suksesnya ToT dari pengadaan LPD oleh PT. PAL. Sangatlah mungkin apabila Changbogo Class menjadi bagian dari TNI-AL, maka proses kemandirian alutsista Indonesia akan menjadi sangat lengkap dengan penguasaan teknologi kapal selam.
Namun demikian, patutlah diingat bahwa Changbogo Class bukanlah kapal selam dengan teknologi terbaru. Kapal selam ini merupakan kapal selam dengan teknologi tahun 80an. Maka apabila Changbogo Class menjadi bagian dari TNI-AL, maka kemampuan yang harus dimiliki haruslah mumpuni sehingga tidak menjadi sekedar anjing kampung tetapi dapat menjadi anjing herder. Changbogo Class milik TNI-AL haruslah dilengkapi dengan AIP ( Air Independent Propulsion) untuk mendongkrak daya senyapnya. Sistem kontrol, kontrol senjata, navigasi, dan pengindraan haruslah sistem yang tercanggih dan dilengkapi dengan passive towed array sonar. Selain itu untuk mendongkrak deterrence-nya, TNI-AL harus melengkapi kapal selam ini dengan VLS untuk Harpoon SSM atau Yakhont.